Tuesday, September 19, 2006

Detoksifikasi Alami


Assalamu'alaikum wr. wb.

Bapak Toto yang baik, saya ingin menanyakan mengapa kulit di sekitar telinga bisa kering dan bagaimana mengatasinya? Terus, bagaimana membersihkan darah secara alami agar kita tidak mudah sakit? Atas jawabannya saya sampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya.

Feti

Jawaban

Waalaikumsalam Wr. Wb.

Saudari Feti Yth.,

Membersihkan darah dari racun bisa dilakukan dengan beberapa cara, berbekam, minum herba seperti Mengkudu, atau mengonsumsi sayur mayur yang dikukus (bukan direbus). Tapi, dari ketiga cara itu, ada yang paling ampuh untuk mendetoksifikasi, yakni dengan melakukan puasa. Detoksifikasi dengan cara berpuasa besift holisitik atau menyeluruh, karena manfaat yang didapat langsung bisa dirasakan langsung oleh jasmani dan rohani.

Mekanismenya, antara lain melalui pengurangan konsumsi kalori yang akan bermanfaat menurunkan laju metabolisme energi. Sebagai bukti, suhu tubuh orang berpuasa akan menurun. Hal ini menunjukkan pengurangan konsumsi oksigen.

Manfaatnya bagi kesehatan, puasa akan mengurangi produksi senyawa oksigen yang bersifat racun (radikal bebas oksigen). Sekitar tiga persen dari oksigen yang digunakan sel akan menghasilkan radikal bebas oksigen, dan hal itu akan menambah tumpukan oksigen racun seperti anion superoksida dan hidrogen peroksida yang secara alami terjadi di dalam tubuh.

Kelebihan radikal bebas oksigen tersebut akan mengurangi aktivitas kerja enzim serta menyebabkan terjadinya mutasi dan kerusakan dinding sel. Ada sekitaar 50 penyakit degeneratif, termasuk penyakit jantung dan stroke, yang dicetuskan dan diperparah oleh senyawa radikal bebas.

Hasil penelitian di Indonesia menunjukkan bahwa puasa akan menekan produksi radikal bebas sekitar 90 persen dan meningkatkan antioksidan sekitar 12 persen. Jadi, dengan berpuasa berarti akan meningkatkan daya tahan tubuh.

Karena manfaatnya yang cukup besar bagi kesehatan, negara-negara maju malah sudah menerapkan puasa sebagai salah satu upaya terapi (fasting therapy) untuk penyembuhan berbagai penyakit. Khususnya,penyakit akibaat kelebihan makan.

Makan dan minum wajib hukumnya untuk memenuhi kebutuhan gizi sehari-hari agar tetap hidup dan sehat. Namun, selain memasok zat gizi, makanan dan minuman juga membawa bahan toksik atau racun yang kemudian tertimbun di dalam tubuh selama bertahun-tahun.

Akumulasi senyawa toksik tersebut merupakan bom waktu bagi meletusnya berbagai penyakit. Cepat lambatnya hal itu terjadi sangat berkaitan erat dengan sistem imuniti tubuh dan status gizi seseorang.

Bahan toksik yang terbawa oleh makanan bisa bersumber dari lima hal, yaitu:

1. Secara alami terdapat di dalam makanan itu sendiri, seperti antitripsin pada kedele, asam jengkolat pada jengkol, dan hemaglutinin pada kacang-kacangan mentah.

2. Akibat reaksi-reaksi kimia dari komponen pangan yang terjadi selama proses pengolahan dan penyimpanan.

3. Akibat penambahan senyawa tertentu selama proses pengolahan pangan, misalnya penggunaan bahan tambahan pangan (food additives) secara berlebih atau penggunaan senyawa kimia yang beracun.

4. Akibat migrasi senyawa beracun dari wadah/kemasan ke dalam makanan, misalnya monomer dari plastik atau logam besi dari koran bekas.

5. Akibat kontaminasi dari lingkungan yang tidak sehat, berupa kontaminasi senyawa kimia yang beracun atau mikroba penghasil racun.

Unsur toksik tersebut menjadi beban, sehingga tubuh dipaksa untuk bekerja ekstra keras dan melampaui batas kemampuannya. Akibatnya, kemampuan untu sehat kembali (recovery) menjadi kian terbatas. Karena itu, sekali waktu kita perlu 'berpuasa" untuk membuat bahan-bahan beracun yang bisa menganggu sel, jaringan dan organ dalam tubuh. Begitu racun berhasil dilepaskan, tubuh akan punya kesempatan untuk sehat kembali.

Dari sudut pandang tersebut, puasa Senin-Kamis sangat bermanfaat untuk kesehatan. Demikian juga dengan puasa wajib Ramadhan dan puasa sunah lainnya. Hasil dari beberapa kajian ilmiah menunjukkan bahwa puasa terbukti aman bagi siapa saja. Puasa sangat efektif untuk tujuan membersihkan bagian dalam tubuh, regenerasi sel, dan peremajaan tubuh. Karena itu, puasa sebaiknya dilakukan secara teratur dan berkala.

Dengan berpuasa, secara otomatis kita telah mengurangi asupan makanan berlemak dan makanan tinggi kalori, nikotin, alkohol, kafein, gala, susu, daging, dan telur. Selain itu, berpuasa juga akan membatasi pemasukan garam dan bumbu yang mengandung monosodium glutamat (MSG), zat pemanis buatan, zat pewarna sintetik, zat pengawet kimia, Dan bahan bahan lain yang sesungguhnya tidak dibutuhkan oleh tubuh.

Detoksifikasi dapat diartikan sebagai pembersihan tubuh bagian dalam, terutama sistem pencernaan, terhadap berbagai jenis racun. Secara alamiah, usus besar (kolon) merupakan pusat kotoran, sehingga wajar kalau organ tersebut tidak bisa bersih 100 persen. Dengan berpuasa, usus kita menjadi tidak penuh seperti biasanya.

Kosongnya usus akan mengurangi peluang kontak antara senyawa beracun (toksin) dengan usus, sehingga dapat mencegah timbulnya berbagal penyakit, terutama kanker kolon. Kanker koIon timbal akibat terjadinya kontak secara terus-menerus antara senyawa karsinogenik (penyebab kanker) dengan dinding kolon.

Salah satu dampak negatif dari makan yang berlebih adalah menumpuknya racun (toksin) di dalam tubuh. Racun tersebut merupakan salah satu metabolit dari proses metabolisme normal di dalam tubuh. Organ tubuh yang harus bekerja keras untuk mengatasi toksin tersebut adalah hati.

Hati harus melakukan proses detoksifikasi (penawaran racun) agar tidak meracuni tubuh. Kemampuan hati sangat tergantung dari toksin yang baru saja dilumpuhkan. Jika jumlah toksin berlebih karena pola makan yang selalu berlebih, hati tidak akan mampu untuk menetralkannya.

Ketidakmampuan hati untuk menetralkan racun menyebabkan racun tersebut akan terbawa oleh aliran darah ke berbagai sel dan organ tubuh lainnya. Hal itulah yang akan menimbulkan berbagal penyakit pada berbagai organ. Organ hati, yang merupakan pusat detoksifikasi, tidak luput dari serangan toksin yang berlebih tersebut. Salah satu dampaknya bisa menyebabkan sirosis hati, yaitu matinya sel-sel hati sehingga jaringannya mengeras.

Ketika seseorang sedang berpuasa, terjadilah proses pengeluaran zat-zat beracun dalam tubuh (detoksifikasi) yang bersifat total dan holistik (menyeluruh). Artinya, tujuan pembersihan bukan hanya menyangkut kepentingan fisik, tetapi juga mencakup pembersihan dan peningkatan energi dalam jiwa dan pikiran.

Puasa dapat membantu mengendalikan stres dan memberi ketenangan jiwa. Puasa juga dapat menjadi terapi beberapa penyakit tertentu, seperti depresi, hipertensi, kanker kardiovaskular, sakit ginjal, atau diabetes melitus.

Secara alami semua bahan pangan merupakan pabrik dari vitamin dan mineral. Jika dikonsumsi bahan pangan beragam, perolehan zat gizinya akan lengkap, termasuk vitamin dan mineral. Hal penting yang harus dilakukan selama bulan puasa adalah mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan dalam jumlah cukup. Kedua bahan pangan tersebut merupakan sumber utama zat gizi mikro, yaitu vitamin dan mineral, yang berperan penting untuk mengatur kelancaran rekasi biokimia di dalam tubuh.

Mengenai kulit kering di belakang telinga mengindikasikan bahwa telah terjadi proses penurunan elastisitas kulit yang merupakan tanda kulit telah memasuki fase penuaan. Hal ini bisa disebabkan karena faktor alam, yakni masalah genetik dan usia. Cepat atau lambat, setiap orang pasti akan mengalami penuaan pada kulitnya dan tak mungkin dihindari.

Bagaimana kulit menua? Kolagen adalah protein yang bertanggung jawab untuk menjaga kulit agar tetap elastis dan kenyal. Secara alami, kolagen akan berkurang seiring pertambahan usia. Namun, pada mereka yang sering terkena sinar matahari, proses ini dipercepat karena sinar matahari merusak serat kolagen.

Sinar ultraviolet dari matahari juga merusak lapisan atas kulit, yaitu tempat sel baru dibentuk. Akhirnya kulit akan semakin tipis. Selain itu, kulit juga akan keriput. Yang lebih dahulu mengalaminya adalah kulit tangan dan wajah. Kelenjar sebum, yang biasanya mengeluarkan senyawa lubrikan ke permukaan kulit, juga akan semakin tak aktif ketika orang menginjak usia senior. Akibatnya, kulit menjadi kering dan tampak bersisik.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan agar kulit wajah tidak bertambah kering dan kasar adalah: Hindari pemakaian facial foam yang mengandung sulfur, karena sulfur ditengarai bisa meningkatkan kondisi kekeringan kulit; Selalu menggunakan pelembap, dengan memilih pelembap yang berbahan dasar air (water based formula) dan mengandung nutrtisi bagi kulit (moisture rich). Namun, sebelum menggunakan pelembap, sebaiknya wajah dibersihkan dulu dengan air hangat.

No comments: