Tuesday, September 19, 2006

Bolehkah Ibu Hamil Berpuasa?


Assalamu alaikum wr. wb.

Singkat saja Pak ya, bagaimana pengaruh puasa pada kandungan menurut ilmu kesehatan. Menjelang puasa ini saya agak cemas dengan pada isteri saya yang sedang mengandung. Apakah tidak ada pengaruh yang membahayakan pada kandungannya jika isteri saya tetap puasa? Demikian dan sebelumnya kami ucapkan terima kasih.

Wassalamu alaikum wr wb.

Niantok

Jawaban

Waalaikumsalam Wr. Wb.

Saudara Niantok Yth.,

Masalah puasa Ramadhan bagi wanita hamil memang sering menjadi perdebatan. Ada yang membolehkan dan ada pula yang melarang dengan dalih yang berbeda-beda.

Saya pribadi, menyerahkan hal itu pada ibu-ibu yang bersangkutan. Jika merasa kuat untuk menjalani ibadah puasa semata-mata karena Allah, sebaiknya diteruskan saja. Tapi, jika tidak kuat, silahkan untuk mengqadha dan membayar dendanya nanti. Allah sendiri tidak menekankan wanita hamil harus berpuasa pada bulan Ramadhan.

Memang kekuatiran pada janin merupakan alasan utama mengapa wanita-wanita hamil banyak yang enggan berpuasa karena asupan makanan ke janin akan terganggu bila berpuasa. Alasan ini sah-sah saja.

Namun, bagi wanita hamil yang tetap berpuasa pun mengalami hal yang sama adanya kekuatiran pada janin. Setelah dicoba beberapa hari, ternyata janin yang biasanya memperoleh asupan nutrisi setiap saat mulai terbiasa dengan pola dan ritme puasa yang hanya makan pada saat sahur dan berbuka.

Puasa dilihat dari perspektif kesehatan, mekanismenya, antara lain melalui pengurangan konsumsi kalori yang akan bermanfaat menurunkan laju metabolisme energi. Sebagai bukti, suhu tubuh orang berpuasa akan menurun. Hal ini menunjukkan pengurangan konsumsi oksigen.

Manfaatnya bagi kesehatan, puasa akan mengurangi produksi senyawa oksigen yang bersifat racun (radikal bebas oksigen). Sebab, sekitar tiga persen dari oksigen yang digunakan sel akan menghasilkan radikal bebas oksigen, dan hal itu akan menambah tumpukan oksigen racun seperti anion superoksida dan hidrogen peroksida yang secara alami terjadi di dalam tubuh.

Kelebihan radikal bebas oksigen tersebut akan mengurangi aktivitas kerja enzim serta menyebabkan terjadinya mutasi dan kerusakan dinding sel. Ada sekitar 50 penyakit degeneratif, termasuk penyakit jantung dan stroke, yang dicetuskan dan diperparah oleh senyawa radikal bebas.

Hasil penelitian di Indonesia menunjukkan bahwa puasa akan menekan produksi radikal bebas sekitar 90 persen dan meningkatkan antioksidan sekitar 12 persen. Jadi, dengan berpuasa berarti akan meningkatkan daya tahan tubuh.

Karena manfaatnya yang cukup besar bagi kesehatan, negara-negara maju malah sudah menerapkan puasa sebagai salah satu upaya terapi (fasting therapy) untuk penyembuhan berbagai penyakit. Khususnya,penyakit akibaat kelebihan makan.

Makan dan minum wajib hukumnya untuk memenuhi kebutuhan gizi sehari-hari agar tetap hidup dan sehat. Namun, selain memasok zat gizi, makanan dan minuman juga membawa bahan toksik atau racun yang kemudian tertimbun di dalam tubuh selama bertahun-tahun.

Akumulasi senyawa toksik tersebut merupakan bom waktu bagi meletusnya berbagai penyakit. Cepat lambatnya hal itu terjadi sangat berkaitan erat dengan sistem imuniti tubuh dan status gizi seseorang.

Dengan berpuasa, secara otomatis kita telah mengurangi asupan makanan berlemak dan makanan tinggi kalori, nikotin, alkohol, kafein, gula, susu, daging, dan telur. Selain itu, berpuasa juga akan membatasi pemasukan garam dan bumbu yang mengandung monosodium glutamat (MSG), zat pemanis buatan, zat pewarna sintetik, zat pengawet kimia, Dan bahan bahan lain yang sesungguhnya tidak dibutuhkan oleh tubuh.
Ketika seseorang sedang berpuasa, terjadilah proses pengeluaran zat-zat beracun dalam tubuh (detoksifikasi) yang bersifat total dan holistik (menyeluruh). Artinya, tujuan pembersihan bukan hanya menyangkut kepentingan fisik, tetapi juga mencakup pembersihan dan peningkatan energi dalam jiwa dan pikiran.

Pada beberapa kasus yang terjadi, wanita hamil yang tetap berpuasa ternyata melahirkan anak yang lebih sehat. Bahkan ketika berumur 3-4 tahun menunjukkan kecerdasan yang luar biasa, serta tidak mudah menyerah ketika gagal mencoba mainan baru. Yang menarik, anak-anak tersebut sangat proaktif ketika mendengar azan baik melalui pengeras suara masjid, radio maupun televisi dengan menarik-narik bapak ibunya untuk segera salat.

Akhirnya, semuanya kembali kepada anda sebagai suami. Yang pasti, ketika Allah memerintahkan sesuatu kepada hamba-hambanya, pasti tidak ada yang berdampak buruk. Tinggal terserah kita, mau meyakininya atau tidak.

No comments: